Rabu, 10 November 2010

ASAL-USUL KEJADIAN MANUSIA (Tafsir surat al-‘Alaq & Al-Mu’minun ayat 12-17)

I. Sejarah turunnya surat al-‘Alaq
Surat al-‘Alaq terdiri dari 19 ayat dan diturunkan di Makkah. Surat yang membicarakan tentang penciptaan manusia dari al-‘Alaq (segumpal darah) hingga nasibnya di akhirat nanti. Surat al-‘Alaq tidak lain seperti al-syarh wal al-bayan (penjelasan dan keterangan).

Ayat ke-1 hingga ke-5 termasuk ayat-ayat yang pertama kali diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pada waktu sedang ber-khalwat atau ber-tahannust di gua Hira( menurut Abu al-Fida` Isma’il Ibn Katsir).
II. Kandungan surat al-‘Alaq
Pertama,
• Menurut Al-Raghib al-Asfahani secara harfiah kata qara’ yang terdapat pada ayat tersebut berarti menghimpun huruf-huruf dan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dan membentuk suatu bacaan.
• Menurut al-Maraghi secara harfiah diartikan jadilah engkau orang yang dapat membaca berkat kekuasaan dan kehendak Allah yang telah menciptakanmu, walaupun sebelumnya engkau tidak dapat melakukannya.
Selain itu juga mengandung perintah agar manusia memiliki keimanan, yaitu berupa keyakinan terhadap adanya kekuasaan dan kehendak Allah, juga mengandung pesan ontologis tentang sumber ilmu pengetahuan.
Allah menyuruh Nabi untuk membaca, dengan objek bacaan yang bermacam-macam, ayat yang tertulis ataupun ayat yang tidak tertulis (alam jagat raya dengan segala hukum kualitas yang ada di dalamnya dan pada diri manusia). Berbagai ayat tersebut dibaca dalam arti ditelaah, diobservasi, diidentifikasi, dikategorisasi, dibandingkan, dianalisa dan disimpulkan yang dapat menghasilkan ilmu pengetahuan.
Membaca Ayat-ayat Allah
Al-Qur’an Fiqh, Tauhid, Akhlaq, Muamalat
Jagat raya Fisika, kimia, biologi, astronomi, geologi, dll.
Fisik Kedokteran
Tingkah laku Ekonomi, politik,sosiologi,antrpologi
Kejiwaan Psikologi
Pada hakikatnya seluruh ilmu itu kepunyaan Allah, dan harus diabdikan untuk Allah, manusia hanya menemukan dan memanfaatkan ilmu-ilmu yang harus ditujukan untuk mengenal, mendekatkan diri dan beribadah kepada Allah. Dengan demikian ayat pertama surat al-‘Alaq terkait dengan objek, sasaran dan tujuan pendidikan.
Kedua,
Ayat yang berbunyi al-‘alaq.
• Menurut al-Raghib al-asfahani berarti darah yang beku (al-damm al-jamid).
• Menurut al-Maraghi ayat tersebut menjelaskan bahwa Dialah (Allah) yang menjadikan manusia dari segumpal darah menjadi makhluq yang paling mulia, dan selanjutnya Allah memberikan potensi (al-qudrah) untuk berasimilasi dengan segala sesuatu yang ada di alam raya yang selanjutnya bergerak dengan kekuasaan-Nya, sehingga ia menjadi makhluq yang sempurna, dan dapat menguasai bumi dengan segala isinya. Kekuasaan Allah itu telah diperlihatkan ketika Dia memberikan kemampuan membaca kepada Nabi Muhammad SAW, sekalipun sebelum itu ia belum pernah belajar membaca.
Dengan demikian ayat ini memberikan informasi tentang pentingnya memahami asal-usul dan proses kejadian manusia yang dijelaskan dalam surat al-mu’minun, 23:12-14. Proses kejadian manusia terbukti sejalan dengan analisis ilmu pengetahuan, agar timbul kesadaran pada manusia, bahwa dirinya adalah makhluq yang diciptakan Allah, kesadaran yang menimbulkan sikap egaliter, rendah hati, bertanggungjawab, beribadah dan beramal saleh.
Khalqan âkhar (makhluq yang berbentuk lain) menunjukkan bahwa di samping manusia memiliki unsur fisik namun ia juga mempunyai potensi lain atau unsur ilahiyah yang dihembuskan Tuhan pada saat usia 4 bulan dalam kandungan. Perpaduan kedua unsur tersebut (unsur fisik jasmaniyah dengan unsur psikis rohaniyah) yang selanjutnya membentuk manusia yang dianugrahi potensi jasmaniah pancaindra berupa penglihatan, pendengaran, penciuman dan perabaan dan potensi rohaniah berupa dorongan, naluri dan kecenderungan seperti kecenderungan beragama, bermasyarakat, memiliki harta, penghargaan, kedudukan, pengetahuan dan teman hidup lawan jenis.
Dengan demikian dapat dirumuskan tujuan pendidikan adalah upaya membina jasmani dan rohani manusia dengan segenap potensi yang ada pada keduanya secara seimbang sehingga dapat dilahirkan manusia yang seutuhnya. Materi pendidikan harus berisi bahan-bahan pelajaran yang menumbuhkan, mengarahkan, membina dan mengembangkan potensi jasmaniah dan rohaniah secara seimbang melalui metode pendidikan yang dilakukan dengan memberikan teladan, membacakan cerita dan memberikan pujian, dsb.
Ketiga,
Pengulangan kata iqra’
Menurut al-Maraghi pengulangan kata iqra’ didasarkan pada alasan bahwa membaca itu tidak akan membekas dalam jiwa kecuali dengan diulang-ulang dan membiasakannya, perintah Allah untuk mengulang membaca berarti mengulang apa yang dibaca. Kata iqra’ mengandung arti yang luas yaitu mengenali, mengidentifikasi, mengklasifikasi, membandingkan, menganalisa, menyimpulkan dan membuktikan yang terkait dengan proses memindahkan ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan metode pendidikan
Keempat,
Kata al-qalam, menurut :
• Al-Raghib al-Asfahani berarti potongan dari sesuatu yang agak keras seperti kuku dan kayu yang secara khusus digunakan untuk menulis.
• Al-Maraghi menjelaskan bahwa Dia-lah Allah yang menjadikan qalam sebagai media yang digunakan manusia untuk memahami sesuatu, sebagaimana mereka memahaminya melalui ucapan. Lebih lanjut mengatakan bahwa qalam itu adalah alat yang keras dan tidak mengandung unsur kehidupan dan tidak mengandung unsur pemahaman.
Pengertian al-qalam untuk selanjutnya tidak terbatas hanya pada alat tulis tetapi menampung seluruh pengertian yang berkaitan dengan media sebagai alat penyimpan, merekam, dll. Dapat berupa kamera, recording, komputer, VCD, dll yang berkaitan dengan teknologi pendidikan.
Kelima,
Mulai ayat keenam hingga ayat ketigabelas menjelaskan sifat-sifat negatif yang dimiliki manusia : yathgha/thagha (melampaui batas), istighna (merasa dirinya cukup), merasa tidak memerlukan bantuan orang lain, yanha ( menghalangi orang lain berbuat baik, seperti halnya yang dilakukan Abu Jahl terhadap Nabi.
Keenam,
Mulai ayat ketujuhbelas sampai ayat kesembilanbelas berbicara tentang kekuasaan dan balasan Allah yang akan ditimpakan kepada manusia yang berbuat jahat. Allah mengetahui segala perbuatan manusia, perbuatan yang buruk akan mendapatkan azab yang ditugaskan kepada malaikat Jabaniyah . Atas dasar ini Allah mengingatkan manusia agar patuh dan tunduk kepada perintah-Nya.
KESIMPULAN
1. Surat Al-‘alaq berisi penjelasan tentang asal-usul kejadian manusia beserta sifat-sifat manusia yang negatif yang membantu merumuskan tujuan, materi dan metode pendidikan.
• Tujuan pendidikan diarahkan agar manusia memiliki kesadaran dan tanggungjawab sebagai makhluq yang harus beribadah kepada Allah, dan mempertanggungjawabkan perbuatannya kelak.
• Kurikulum yang komprehensif yang tidak hanya memuat materi pendidikan agama tetapi pendidikan umum, karena sama-sama dibutuhkan manusia.
• Metode pendidikan harus didasarkan pada sifat-sifat kemanusiaannya dengan menggunakan berbagai cara yang sesuai dengan kecenderungannya.
2. Surat al-‘alaq berisi penjelasan tentang :
• Kekuasaan Allah, bahwa Dia berkuasa untuk menciptakan manusia, memberikan nikmat dan karunia berupa kemampuan membaca.
• Sifat Allah yang Maha melihat terhadap segala perbuatan yang dilakukan manusia serta berkuasa untuk memberikan balasan yang setimpal.
Uraian di atas sangat membantu dalam merumuskan tujuan pendidikan.
3. Surat al-‘alaq berisi penjelasan tentang perintah membaca dalam arti yang seluas-luasnya, membaca ayat yang tersurat maupun tersirat, yang berkaitan dengan perintah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara komprehensif. Yang akan terkait dengan metode dan kurikulum pendidikan.
4. Surat al-‘alaq berisi tentang perlunya alat dalam melakukan kegiatan dalam upaya mengembangkan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan sebagai sarana pendidikan
5. Pelarangan melakukan ibadah shalat atas Rasulullah SAW oleh Abu Jahal (9 – 12 ). Perbuatan bodoh ini dila’nat Allah SWT.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com