Selasa, 02 November 2010

MENGENAL ALLAH


A.    LATAR BELAKANG
.           Al Quran adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
secara bertahap melalui perantara malaikat jibril, didalamnya berisi tentang berbagai


macam ilmu-ilmu ketauhidan, syariat, aqidah, muamalah dan ilmu-imu yang lain, Al
Quran merupakan kitab penyempurna dari tiga kitab yang diturunkan Allah SWT kepada
nabi-nabi sebelumnya yaitu Taurat, Injil dan Zabur, ciri bahasa Al Quran adalah global
atau masih bersifat umum, oleh karenanya dalam memahami Al Quran dibutuhkan
penafsiran secara mendalam. Penafsiran Al Quran yang pertama kali dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW kemudian berlanjut pada masa sahabat-sahabat nabi diteruskan oleh
tabiin, didalam Al-Quran akan banyak dijumpai ayat-ayat yang menyebutkan tentang
keEsaan Allah SWT, bagaimana eksistensi Allah dalam segala hal serta janji-janji Allah
dan fitrah mengenal Allah

Dalam makalah ini kami akan mencoba menyampaikan beberapa ayat yang menyajikan tentang eksistensi keberadaan Allah SWT dan Fitrah mengenal Allah SWT sesuai yang terdapat dalam Al-Quran serta dengan didukung literatur-literatur yang telah kami dapatkan.
1
1.1.Tujuan penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mencari tahu tentang
keberadaan dan mengenal Allah melalui tafsir Al-Qur’an,untuk menambah keimanan dan
ketakwaan kita kepada-Nya, dan juga sebagai bahan materi memperluas wawasan
pengetahuan kita dalam studi agama islam baik bagi penulis maupun pembaca.
1.2.Batasan Masalah
Kami penulis membatasi masalah materi pembahasan makalah ini hanya pada” tujuan mengenal Allah SWT”beserta ruang lingkupnya yang berkaitan dengan hal tersebut agar sekiranya dalam penyajian makalah ini tepat dan tidak menyimpang dari judul tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
B.Eksistensi Allah SWT
Surat Al-Hasyr, ayat 22-24
مُ يحِ رّ لانُَ حْ رّ ل وَ هُ ةِدَ اَ شّ لَ بِ يْغَ لْ مُ لِاعَ وَ هُإِ َ لَإِ ذِ لّ ُّوَ هُ
)
22
22.Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Tafsir :
Ayat ini berbicara tentang sifat-sifat Allah yang dibuktikan dengan penyebutan kata-kata Allah secara berulang-ulang. KataHuwa dalam ayat ini merujuk kepada Allah, sehingga katahuwa lebih mendahului kata Ar-Rahman, Ar-Rahim yang berfungsi untuk mengkhususkan kedua sifat tersebut dalam pengertian yang maha sempurna yang hanya dimiliki oleh Allah SWT.
ِّ  َ ا َ ْ س
ُ رُ كَ تَُ لْ ُ اّجَ لْ زُ زِ َ لْانُِ يْَ ُ لْ ُ ِ ؤْ ُ لْ ُ ّ ل ُ  قُلْ ُ ِَ لْ وَ هُإِ َ لَإِ ذِ لّ ُّوَ هُ
َ و ُ رِ شْ ُ ا ّ عَ
23
23.Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja, yang Maha suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
Tafsir :
Ayat ini menyebutkan beberapa sifat Allah yang mampu menggugah ketaatan bagi hamba-hambanya yang selalu mengingat Allah untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
3
Sifat-sifat Allah yang disebut dalam ayat ini adalahAl-Malik (yang maha memiliki/raja),
Al-Quddus (maha suci dari segala kekurangan dan segala yang tidak pantas), As-Salam
(maha damai dan sejahtera),Al-Mu’m in (maha memberi keamanan),Al-Muhaim in (maha
memelihara dan maha mengawasi),Al- Az iz (maha agung),Al-Jabbar (maha perkasa),Al-
Mutakabbir (maha tinggi).
Menurut Thahir Ibn Asyur penyebutan sifat-sifat Allah dalam ayat ini dapat dibagi
menjadi tiga bagian sesuai konteks uraian surat. Bagian pertama sesuai dan berkaitan
dengan sikap kaum musyrikin, orang-orang Yahudi dan orang-orang munafikin yang
bekerja sama untuk memusuhi serta memerangi nabi dan kaum muslimin hal ini terdapat
dalam kata-kata La ilha illa Allah, Al-Malik, Al-Aziz, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir.
Bagian kedua yang sesuai dan berkaitan dengan kaum muslimin terdapat dalam kata-
kata As-Salam, Al-Mu’min Ar-Rahman, Ar-Rahim. Serta bagian ketiga ialah yang
berkaitan dengan kedua kelompok yang terdahulu yakni kaum beriman dan kaum
pembangkang hal ini terdapat dalam kata-kata Al-Quddus,Al-Muhaimin, Al-Khaliq, Al-
Bari’, Al-Mushawwir
.
مُ يكِ َ لْزُ زِ َ لْوَ هُ َ ضِ ْ َ ِ َ اَ ّ لايفِ اَ ُ لَ ُ َ ُ ىنَْ ُ لْ ءُ اَ سْ  ُ لَ ُ و صَ ُ لْ ئُ ِ اَلْاقُلِاخَ لْ ُّوَ هُ
)
24
)
24.Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang
mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan dialah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Tafsir :
Ayat penutup dari surat Al-Hasyr ini juga menyebutkan tentang sifat-sifat yang dimiliki
oleh Allah SWT, dalam ayat ini terdapat tiga sifat Allah, ketiga sifat tersebut ialahAl-
Khaliq (sang pencipta), Al-Bari’ (maha memisahkan sesuatu dari sesuatu), Al-
Mushawwir (maha memberi rupa, cara dan subtansi bagi sesuatu) serta yang memiliki
segala sifat dalam asmaul husna dan yang terakhir adalahAl-H akim (mahaperkasa lagi
maha bijaksana).
4
http://htmlimg2.scribdassets.com/8da0079szkkk9kh/images/8-4937f0e9e5/000.png
Dia Pencipta seluruh makhluk-Nya, Yang mengadakan seluruh makhluk dari tiada ada
kepada ada, Yang membentuk makhluk sesuai dengan tugas den sifatnya masing-masing.
Dia mempunyai sifat-sifat yang indah, nama yang agung yang tidak dipunyai oleh orang
yang lain, selain dari Dia. Kepada Nya bertasbih dan memuji segala yang ada di langit
dan di bumi.
Diriwayatkan oleh Barra bin Azib, Ali bin Abi Talib berkata: “Hai Barra’ jika engkau berdoa kepada Allah dengan menyebut nama-Nya yang Agung maka bacalah sepuluh ayat permulaan surah Al Hadid dan akhir surah Al Hasyr. Kemudian mohonkanlah kepada-Nya apa yang engkau kehendaki.”
Sebenarnya yang penting dalam berdoa itu ialah keikhlasan hati, kekhusukan dan ketundukan kepada Allah, maka dengan membaca ayat-ayat itu diharapkan timbul ikhlas, khusyuk dan tunduk itu, sehingga doa itu diterima Allah.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dari
Nabi.SAW,bersabda
:
ول ب روه نجل د اهاصحأ  ح إ ااس ي   إ
Artinya:
Sesungguhnya Allah Taala mempunyai 99 nama yang agung, barangsiapa yang
membuat statistiknya (menghafal menghayati dan meresapkannya dalam jiwanya)
niscaya akan masuk surga. Tuhan itu ganjil menyukai yang ganjil. (H.R. Bukhari
Muslim)
Yang dimaksud dengan menghayati dan meresapkannya di sini ialah memahami benar-benar sifat-sifat Allah itu, merasakan keagungan, kebesaran dan kekuasaan-Nya atas seluruh makhluk, kasih sayang-Nya, sehingga menimbulkan ketundukan, kepatuhan dan kekhusyukan pada setiap orang yang melakukan ibadat kepada-Nya.[3]
Perurutan penyebutan sifat-sifat Allah dalam ayat-ayat ini berfungsi untuk menampik
kesan negatif yang mungkin dapat timbul dalam pikiran makhluk. Ketika mendengar sifat
yang disebutkan sebelumnya sekaligus sebagai penyempurna dari penjelasan ayat-ayat
sebelumnya. [4]
5 FITRAH MENGENAL ALLAH

A.Ayat –ayat yang berhubungan
1.QS. Al a’raf : 172-173

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)
Atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami Telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami Ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami Karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu”( QS. Al a’raf : 172-173)
2.Ar rum : 30

Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
3. Al Hasyr : 22-24

Artinya : Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.(22) Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja, yang Maha suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.(23) Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(24)
4. Ar Rum : 22-24

Artinya : 22. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang Mengetahui. 23. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. 24. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
5. Al Baqoroh : 163

Artinya : Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
6. Al baqoroh : 255

Artinya : Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Fitrah

1.Pengertian
Kata fitrah yang dalam bahasa arab ”fithrah” hanya disebut sekali saja dalam al qur’an yaitu dalam surat Ar Rum ayat 30 :”Maka hidupkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Fitrah secara bahasa mengandung arti kesucian, bersih, beriman, bertauhid kepada Allah, kepatuhan (ad din) dan keadaan bersih dari syirik. Fitrah dalam arti bersih dan suci dapat dipahami dari hadis oleh Abu Hurairah :” Fitrah (bersih dan suci) itu ada 5 hal ini menunjukkan pada usaha menunjukkan diri”, fitrah dalam arti kepatuhan (ad din) kepada Allah mengandung arti kecenderungan untuk selalu beribadah kepada Allah.

Karena manusia dan jin memang diciptakan oleh Allah memang hanya untuk beribadah kepada-Nya. Sementara fitrah dalam arti keadaan bersih dari kesyirikan, dapat dipahami dari hadis Rosulullah :
”Tiada seorang bayipun yang dilahirkan, melainkan ia dalam keadaan fitrah (suci dari syiorik). Orang tuanya itulah yang menjadikan ia nasrani, yahudi maupun majusi” (HR Bukhori Muslim)

Adapun secara terminologi syar’i, para ulama’ berbeda pendapat. Sebagian ulama’ ada yang mengartikan fitrah sebagai keadaan pertama dimana Allah menciptakan manusia. Yaitu keadaan pertama kali Allah menciptakan manusia menurut fitrahnya. Yang meliputi kehidupanya, kesengsaraanya, sampai manusia itu kembali kepada-Nya.

Sedangkan dari segi bahasa, kata al fitrah diambil dari kata al fatr, yang bermakna belahan atau sobekan yang memanjang, dari kata kerja fatar wa yafturu artinya menyobek atau membelah.1
Menurut H fuad Nashori, fitrah berarti kejadian atau penciptaan. Fitrah adalah sesuatu yanhg telah menjadi bawaanya sejak lahir atau keadaan mula-mula. Dalam pandangan berbagai ulama’, Allah telah menciptakan kecenderungan alamiah dalam diri manusia untuk condong kepada Tuhan, cenderung pada kesucian, kebenaran dan kebaikan.2

Adapun fitrah dalam arti khusus menurut agama islam, adalah sebagaimana diisyaratkan Allah dalam QS Al a’raf 172-173 dan pada QS ar rum : 30. Yang pertama mengisyaratkan bahwa manusia sejak awal kejadianya telah membawa fitrah at tauhid (fitrah tauhid, berketuhanan yang Maha Esa). Sedang yang kedua menjelaskan manusia lahir pada dasarnya diciptakan dalam keadaan hanif (membawa potensi beragama yang lurus) yang disebut fitrathallah (fitrah Allah) yakni agama yang berdasarkan ma’rifat kepada Allah dan mentauhidkan-Nya.3

2.Manusia tidak bisa lepas dari fitrah Allah
Firman Allah : ” Tidak ada perubahan pada fitrah Allah, tidak ada perubahan atas dinul islam yang menjadi landasan penciptaan mausia”. Firman Allah ta’ala : ” itulah agama yang yang luas, berpegang teguh pada syariat dan fitrah yang selamat merupakan agama yang teguh dan lurus…..”, namun kebanyakan manusia tidak mengetahui ”agama itu…….. ” penggalan seperti ini seperti firman Allah : ” dan mayoritas manusia, tidaklah beriman walaupun kamu sangat menginginkanya”

Pada QS al a’raf : 172
Dalam surat al a’raf : 172 tersebut, Allah mengambil kesaksian terhadap setiap anak adam, dan manusia itu diciptakan oleh Allah dengan membawa fitrahnya bertuhan yakni berketuhanan yang Maha Esa (fitrah tauhid) yahng berarti mausia diciptakan dalam keadaan hanif (lurus). Serbagaimana ditegaskan dalam sebuah hadis qudsi bahwa Allah berfirman yang artinya : ”sesungguhnya Aku telah menciptakan manusia hamba-hamba Ku dalam keadaan yang lurus, kemudian datanglah setan kepada mereka dan menyimpangkan mereka dari agamanya serta mengharamkan bagi mereka apa yang Aku halalkan untuk mereka (HR Muslim dari Iyadh bin Himar-shohih)

Kata (اخد) akhodza / mengambil menurut thabatho’I mengisyaratkan adanya pemisahan dari sesuatu sehingga yang diambil itu terpisah dari asalnya. Serta menunjukkan adanya kemandirian yang diambil setelah mengambil dan menjanjikan masing-masing mandiri mempersaksikan mereka tentang ke Esaan-Nya yang dihamparkan. Selanjutnya karena kita mengambil dikaitkan dengan putra dan puteri keturunan Adam AS, maka itu berarti maasing-masing mereka, orang perorang berdiri sendiri telah mengambil kesaksianya menyangkut keesaan

Allah dan mengakuinya sehingga setiap orang pada hakikatnuya memiliki fitrah yang mengandung pengakuan akan ke-Esaan itu. Sejalan dengan sabda Rosul : ” setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitah / suci hanya saja orang tuanya yang menjadikania yahudi, nasrani atau majusi ( HR Bukhori )4
Setiap orang pada dasarnya memiliki fitrah itu. Kalaupun ada yang mengingkari hal tersebut, maka pengingkaran tersebut bersifat sementara. Dalam arti bahwa pada khirnya (sebelum jiwanya terpisah dengan jasadny) ia akan mengakui-Nya.5 Firaun sendiri yang tadinya mengingkari Allah akhirnya percaya ketika ruhnya akan meninggalkan jasadnya (QS Yunus : 90-91) namun sayang ia telah terlambat.6

Dalam surat Ar rum ayat 22 terdapat kata السنثكم menurut tafsir jalalaini, lafad-lafad tersebut berarti ”bahsaa“ baik dari arab maupun selain arab, begitu juga disebutkan dalam tafsir al washolih , bahwa ” sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah adalah terciptanya langit, bumi dan apa yang ada didalamnya serta perbedaan bahasa diantara kamu”

Dalam QS ar rum ayat 22-25 terdapat banyak sekali tanda-tanda kebesaran Allah mulai dari penciptaan, perbedaan bahasa, warna kulit dan yang lainya. Semua itu adalah tanda- tanda kekuasaan Allah yang mana apabila diamati dan difikirkan maka akan menimbulkan kesadaran dan rasa syukur kepada sang Pencipta.
(قول الر حمن ا لرحيم ( kata ar rahman dan ar rahim merupakan dua nomina yang berasal dari kata rahmah dan ditujukan untuk menunjukkan makan ”sangat”. Ar rahman lebih tegas dari pada ar rahim. Ar rahman merupakan nomina berefleksi

Menurut al Maraghi الر حمن ا لرحيم merupakan kasih sayang yang sangat luas, sehingga tidak dapat disandarkan pada kasih sayang selain Allah
Menurut syekh muhammad an nawawi lafal (الرحمن) المبا لغ في النعمة ”titik klimaksnya nikmah” dan (الرحيم) كتيرالنعمة ”banyaknya nikmat”. Oleh karena itu wahdatul uluhiyah ”ke Esaan Allah” merupakan kaidah (pondasi) besar yang menjadi tempat tegaknya iman, tidak ada perselisishan tentang i’tikad mengenai adanya Allah yang berhak di sembah. Dan fitrah manusia tidak akan pernah melupakan fitrah itu yakni fitrah tentang mnyembah Allah.


Dalam QS Ar rum : 30 disebutkan tentang fitrah manusia, fitrah manusia pada dasarnya adalah beragama, didalam hal ini adalah agama islam. Kata “فطرة” menurut tafsir wadlih adalah ketetapan Allah, menurut tafsirlain disebut bahwa “فطرة” adalah :
الحالة الثي الله كله الناس عليها yang artinya : ” tingkatan atau keadaan yang telah ditetapkan oleh Allah untuk manusia ”
Salah satu perasaan fitri manusia ialah pengakuan adanya al kholiq, pencipta alam semesta dan pengakuan butuhnya alam raya ini akan ilmu-Nya. Untuk mengatur segala setiap insan, besar maupun kecil.
Ar rum Allah ta’ala berfirman ” luruskanlkah wajahmu dan senantiasa tetaplah didalam agama mu yaitu agama

Ibrahim yang hanif, agama yang ditunjukkan Aallah kepadamu, serta disempurnakan nya bagimu dengan sesempurna mungkin. Disamping itu, tetap teguhlah kamu dalam fitrahmu yang baik. Allah telah menciptakan kan mahluk diatas fitrah itu. Karena sesunggunya Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan memiliki potensi uintuk mengetahuni-Nya,mengesakan-NYa dan mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia. Hal ini telah dikemukakan tatkala menafsirkan ayat ”dan Allah mengambil kesaksian mereka atas diri mereka sendiri, ”bukanlah aku Tuhanmu”mereka menawab ”benar”.

Firman Allah ta’ala ” tidak ada perubahan pada fitrah Allah” tidak ada perubahan atas dinul islam yan menjadi landasan penciptan manusia .
Firman Allah ” itulah agama yang lurus”. Berpegang teguh pada syariat dan fitrah yang selamat merupakan agama yang teguh dan lurus ” namun kebanyakn manusia ti ak mengetahui ”agama itu”.

B.Mengenal Allah

1.Sifat Allah ditinjau dari segi keberadaan potensi untuk ditiru manusia
Mengenal Allah bukan sepertimengenal-mengenal mahluk lain ciptaan-Nya. Yangmana kita hanya mengetahui wujud-Nya. Ataupun hanya mengetahui sifat-sifatNya yang kemungkinan besar dapat ditiru oleh mahluk lainya. Akan tetapi Allah merupakan dzat yang sebagian mempunyai potensi yang dapat diteladani oleh mahluk-Nya terutama manusia. Seperti dalam QS Al hasyr : 22, menyebiutkan tentangsifat al rahman dan ar rahim

Para ulma’ berpendapat bahwa dua kata tersebut terambil dari kata rahmat dengan alasan bahwa wazan (timbangan kata tersebut dikenal dalam bahasa arab yaitu rahman setimbang dengan fa’lan dan rahim setimbang dengan fa’il). Ar rahman tidajk dapat disandang kecuali oleh Allah SWT, karena tiu ditemukan dalam ayat al qur’an yang mengajak manusia menyembah –Nya dengan menggunakan ar rahman sebagai ganti kata Allah atau menyebut kedua kata tersebut sejajar bersamaan. Makna yang terkandung dari uraian ini adalah bahwa Allah memiliki sifat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang terhadap mahluk ciptaan-Nya.

Kedua sifat Allah tersebut dapat ditiru atau menjadis ebuah teladan bagi manusia. Manusia akan memperoleh manfaat sebgaagi mana Nurcolis Majid dalam H Abudin Nata mennyatakan orang yang mempercayai Allahsebagai yang memiliki sifat Ar Rahman dan Ar rahim tersebut akan kuat batin dan jiwanya sehingga ia tidak pernah merasa takut m,enghadapi hidup dan berbagai cobaan.7
Selanjutnya tentang sifat Allah yang tidak mempunyai potensi ditelladani manusia. Sdurat Al hasyr : 23 menjelaskan tentang Allah adalah satu-satunya penguasa, yang menggerakkan sesuatu tanpa ada perlawanan. Dia terhindar dari yang tercela. Yang meolindungi hamban-Nya yang mampu mengalaghkan sesuatu melalaui keagungan serta day apaksa-Nya.

Dari ayat tersebut para uama’ mencatat sifat-sifat Allah yang tergolong dalam asmaul husnalainya yaitu al malik, al qudus, as salam, al mukmin, al aziz, al muhaimin, al jabar, ada al mutakabbir.
Adapun menurut Ibnu katsir dalam surat al Hasyr : 22 yang artinya ” Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja” yaitu yang memiliki segala sesuatu dan yang mengaturnya , tanpa ada yang menghalangi . Firman Allah : ”yang Maha Suci ” yaitu yang senantiasa di Maha Sucikanoleh para malaikat yang mulia. ”yang Maha Sejahtera” yang Maha Selamat dari segala macam aib dan kekurangan, karena Allah adalah yang Maha Sempurna dalam zat, sifat dan seluruh perbuatan-Nya . ”yang mengaruniakan keimanan” Ibnu Abbas r.a menyatakan ” semua mahluk-Nya kan merasa aman , karena Allah tidak akan menganiaya mereka ”yang Maha Memelihara ” penggalan ini seperti firtman Nya ” sesungguhhnya Allah menyaksikan segala sesuatu (An nisa’ : 33) artinya Dialah yang mengawasi hamba-hamba-nya.

Firman Allah” yang Maha Perkasa” dialah yag menggenggam segala sesuatu kemudian menundukkanya dan mengalahkan segala suatu. Maka tidak ada yang lain yang mendapatkan keperkasaan, keagungan kemuliaan dan kebesaran-Nya. Itulah sebabnya Allah berfirman ”yang Maha Kuasa”, yang maha memiliki segala keagungan”. Kebesaran tikdak layak dipandang kecuali oleh zat yang Maha Mulia, dan takbur tidak layak disandang kecuali oleh zat yang Maha Agung.

Jabbar itu adalah yang membreikan kemaslahatan terhadap segala urusan mahluk-Nya, dan yang memberikan aturan ditengah-tengah mereka, yang akan mengantarkan kemaslahatan utuk mereka. Sedangkan arti mutakabbir adalah yang Maha Tinggi dari segala macam keburukan.
Kemudian Allah berfirtman ”Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”, selanjutnya Allah berfirman ” Dialah Allah yang mentakdirkan , yang mengadakan, yang membentuk rupa”. Al kholqu artinya ”mentadirkan”, al Barru artinya melaksanakan dan melahirkan seautau yang telah ditakdirkan dan di tetapkan ke dalam wujud”.

Sedangkan Al mushowwir adalah yang melaksanakan apa yang Dia kehendaki agar terlahir ke alam wujud, sesuai denghan sifat yang dikehendaki dan dipilih-Nya. Seperti firman-Nya ”dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki , Dia menyusun tubuhmu” (al infithahar : Selanjutnya Allah berfirman ” Yang mempunyai nama-nama yang paling baik”. Hal ini telah dibicarakan didalam surat al a’raf :180.

Firman Allah ” bertasbihlah kepada-Nya apa yang ada dilangit dan di bumi” seperti Firmna-Nya ” langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih denghan memujin-Nya. Tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun (Al isra : 44). Lalu Allah berfirman : ”dan Dialah yang Maha Perkasa maka lagi Maha Bijaksana”. Di dalam syari’at dan ketentuan-Nya.

2.Tanda sifat Allah
Agar menjadi hamba-hamba-Nya beriman tentang benar adanya sifat-sifat tersebut, Allah merealisasikan terhadap suatu fenomna yang berdasarkan sifat Allah tersebut sep[erti halnya surat Ar rum : 22-24


Menjelaskan bahwa Allah menciptakan alam raya dengan segala isinya yang dibutuhkan manusia. Dia pula yang menciptakan waktu malam saat beristirahat dan siang saat berusaha mencari karunia-Nya. Dia pula yang menurunkan hujan dari langit yang menyebabkan bumi menjadi subur dengan tetubuhan.8
QS rum: 22-23

Firman Allah ”dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya” yang menunjukkan kepada kekuasaan-Nya yang besar adalah ” penciptaan langit dan bumi” yakni penciptaan langit dalam hal ketinggian, keluasan serta berbgaai bentuk mahluk yang ada di dalamnya . ” dan perbedaan bahasa” yakni bahasa manusia baik bahasa arab, maupun bahasa lainya”. Serta perbedaan warna kulitmu ”, yakni tanda-tanda khusus pada setiap manusia. Tanda ini berbeda dari tanda yang dimiliki oleh manusia lain. Tidak ada manusia yang serupa dengan yang lain, yang ada hanyalah kemiripan tanda, perilaku dan bahasa. Masing-masing manusia memiliki pakaian yang khas yang berbeda dari yang lain. ” sesunggunya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tana bag orang-orang yang mengetahui”.
”Dan diantara tanda kekuasaanya ialah tidurmu pada malam hari dan siang hari serta usahamu mencari sebgain dari karunia-Nya. ” diantara tanda kebesaran Allah adalah karakteristik malam yang yang dapat digunaklan untuk beristirahat dan diam, dan menjadikan siang hari sebagai ajang untuk menyebar, berubah mencari penghidupan dan bepergian, ”sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan”. Yakni menyadari kemudian pengetahuan tentang ayat ini diambil manfaatnya sehingga dapat menunjukkan mereka kepada yang mengadakan tanda kebesaran itu.

C.Ketauhidan
Ayat yang mengandung tauhid salah satunya pada surat Al baqoroh : 225 yang populer disebut ayat kursi, pada bagian kata : الحي القيوم Artinya: Yang Maha hidup dan berdiri sendiri.
Imam Ghozali menyatakan isyarat atas sifat-Nya dzat dan keagungan-Nya. Maka Al Qoyyum adalah yang berdiri dengan sendiri–Nya, dan denganNyalah mahluk-mahluk lain berdiri. Tegak berdirinya sama seklai tidak bergantung pada sesatu, sementara segala sesuatu bergantung kepada-Nya, yang demikian itu merupakan pangkal dari ke Maha Agungan.9
Selanjutnya Ahmad Chozim merumuskan Allah =Tuhan = Yang Maha Hidup + yang Maha Berdiri Sendiri, mengatakan yang Maha Hidup adalah yang tak pernah mati dan senantiasa menghidupi. Sesuatu disebut mati apabila tidak dapat merespon keadaan sekelilingnya. Tuhan bukan semata-mata yang hidup, tetapi Maha Hidup, jadi Dia bersifat selalu hidup dan menghidupi.10

Tentang tauhid juga terdapat pada surat Al- Ikhlas, Muhammad Abduh dalam tafsirnya dengan mengedepankan rasionalitas, salah satunya adalah ayat pertama yaitu : ” qul huwallahu ahad” beliau mengatakan bahwa dengan kata ahad di maksudkan bahwa Tuhan yang Maha Esa tidak hanya dzat-Nya.11
”Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia”. Inilah ke Esaan yang jelas dan pasti. Ke Esan ini tidak dapat diselewengkan atau di samarkan sebagimana yang terjadi pada agama, agama terdahulu, sepeninggal para Rosul seperti aqidah trinitas yang diadakan oleh institusi-institusi gereja sesudah nabi Isa, maka seorang tidak menjadi Abu (hamba) kecuali bagi Allah tidak mengarahkan ibadah-Nya kecuali kepada Allah. Dari tasawwur ini lahirlah kaidah yaitu kedaulatan itu adalah milik Allah saja. Allah sajalah yang membuat syarat dan perundang-undangan yang dibuat manusia haruslah mengacu pada syariat Allah.

Kalimat الله لا اله الا الله . Dalam kalimat tersebut terdapat penafian (nafy) dan penetapan (itsbat). Yaitu penafian hak peribadahan kepada selain Allah dan penetapan hak uluhiyah dan ubudiyah hanya kepada Allah. Al Imam Ath thobari dalam tafsirnya berkata ” adapun ta’wil dari firman-Nya laa ilaha ill Allah” tidak ada sesembahan (uyang berhak diibadahi) kecuali Allah” adalah larangan agar tidak ada susatupun yang disembah kecuali Allah yang maha hidup lagi berdiri sendiri, yang senantiasa mengurus mahluknya yang mempunyai sifat sebagaimana yang Dia berikan kepada diri Nya”

D.Cara Allah menjaga fitrah Manuisia
Manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling baik diantara mahluk Allah yang lain. Strukrtur manusia terdiri dari unsur jasmaniah dan rohaniah, atau unsur fisiologis dan unsur psikologis.
Dalam struktur jasmaniah damn rohaniah tersebut, Allah memberikan seperangkat kemmapuan dasar yang memiliki kecenderungan berkembang, dalam psikologi disebut opotensionalitas atau disposisi. Yang menurut aliran psikologi behaviorisme disebut prepotence reflexer (kemampuan dasar yang secara otomatis dapat berkembnag)


Ali Fikri menyatakan bahwa kecenderungan itu berpindah dari orang tua secara turun temurun. Oleh karena itu adalah merupakan rahasia dari orang tuanya. Manusia sejak awal perkembanganya berada didalam garis keturunan dari keberagamaan orang tuanya. Jika orang tuanya muslim maka otomatis anaknya menjadi muslim, dan jika mereka kafir maka anaknya akan menjadi kafir pula.
Syeh Muhammad Abduh dan Abu A’la Al Maududi berpendapat bahwa agama islam adalah agama fitrah, agama islam itu identik dengan watak tabi’i manusia (human nature).
Pendapat Sayyid Kutub menyatakan bahwa islam diturunkan Allah untuk mengembangkan watak asli manusia karena islam adalah agama fitrah.

Agama islam sebagai agama fitrah disamakan oleh Ibnu Qoyyim dengan kecenderungan asli anak bayi yang secara instinktif (naluriah) menerima tetek ibunya. Manusia menerima agama islam bukan karena paksaan, melainkan karena adanya kecenderungan asli yaitu fitrah islamiah.
ان هديناه االسبيل اما شاكراواماكفورا (النساء)
Artinya : sesunggunya aku telah menunjukkan jalan itu, (tapi) adfakalanya ia mensyukurinya (mengikuti jalan itu) adan ada kalanya ia mengkufurijya (mengingkarinya)
Ayat tersebut menginterpretasikan bahwa dalm fitrahnya, manusia diberi kemmapuan untuk memilih jalan yang benar dari yang salah. Kemampuan memilih tersebut mendapatkan pengarahan dalam proses kependidikan yang mempengaruhinya.

E.Cara mengenal Allah dari diri kita sendiri
Mengenal Allah itu menifestasinya adalah :
يدكرون الله قياماوقعداوعلي جنوبهم و يثفكرون في خلق السموات والارض ربنا ما خلقث هدا بطيلا سبحنك فقنا عداب النارفي خلق السمواث
Sehingga dapat disimpulkan baukankah semesta alam ini bertasbih dan berdzikir kepada Nya dengan cara yang tidak kita ketahui. Hasilnya penjelasan ma’rifatullah adalah total kepada Allah dan lepasnya diri kita dari setiap belenggu duniawi yang fana dengan cara itulah manusia bisa menyelesaikan kehidupanya denagn dengan dzikir alam semesta.

Dan yang lebih penting adalah bagaimana masing-masing dari kita dapat mengenal Allah lebih dari inten dibandingkan dengan beberapa cara yang digunakan oleh oprang lain. intinya kita harus :
Illah, berbuat karena Allah, mempunyai tujuan dan niat kepada Allah
Dalam beramal / bertindak ikhlas kepada Allah.

F.Cara mengembangkan fitrah
Cara mengembangkan fitrah antara lain dengan pendidikan. Dengan pendidikan manusia diharapkan bisa menjaga dan mengembangkan fitrah serta tumbuh menjadi manusia berahlak mulian.
Firman Allah :

Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Menurut DR Moh Fadil al Jamaly, firman Allah diatas menjadi petunjuk bahwa kita harus melakukan usaha pendidikan aspek eksternal (mempengaruhi dari luar anak didik). Dan dengan kemampuan yang ada dalm diri anak didik yang menumbuhkan dan mengembnagkan keterbukaan diri tehadap pengaruh eksternal (dari luar) yang bersumber dari fitrah itulah maka pendidikan secara operasional adalah bersifat hidayah (menunjukkan).
Dalam surat al alaq : 3-4

Artinya : Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar mengajar yag di awali degan kemampuan menulis dengan pena dan membaca dalam arti luas, yaitu tidak hanya yang tersirat didalam ciptaan Allah.
Sabda nabi :
ما لمولد الا يولد علي الفطرة فا بوا ه يهودانه او ينصرانه
Artinya : tidakah anak dilahirkan kecuali dilahirkan ata sdasar fitrah, maka kedua orang tuanya mendidiknya menjadi yahudi, atau nasrani. (HR Abu hurairah).
 
Atas dasar hadis itulah maka kita dapat memperoleh petunjuk bahwa fitrah sebagai faktor pembawaan sejak lahir manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan luar dirinya. Bahkan ia tidak akan dapat berkembang sama sekali bila tanpa adanya pengaruh lingkungan itu. Sedang lingkungan itu sendiri juga dapat diubah bila tidak favorable (tidak menyenangkan karena tidak sesuai dengan cita-cita manusia)
 
Dikaitkan dengan interpretasi tersebut di atas, maka paham behaviorisme (yang bersumber dari sarjana psikologi dan pendidikan Amerika Serikat) berpandangan bahwa memang manusia itu tidak dilahirkan menjadi baik atau buruk, sebagaimana pendapat Skinner yang menyatakan bahwa lingkungan sekitar menentukan perkembangan hidup seseorang. Namun ia sendiri juga dapat merubah ligkungan itu. Lingkungan sekitar berperan sangat krusial dalam proses pembentukan kepribadian seseorang karena adanya berbagai faktor kemungkinan yang bersumber dari dalam diri seseorang yang juga berpengaruh.
Artinya : Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Firman tersebut dapat dijadikan sumber pandangan bahwa usaha mempengaruhi jia manusia melalui pendidikan dapat berperan positif untuk mengarahkan perkembanganya kepada jalan kebenaran yaitu islam. Dengan tanpa melalui usaha pendidikan, manusia akan terjerumus ke jalan yang salah atau sesat yaitu menjadi kafir.
 
Jelaslah bahwa faktor kemmapuan memilih yag terdapat di dalam fitrah (human nature manusia) berpusat pada kemampuan berfikir sehat, karena akal yang sehat mampu membedakan hal-hal yang benar dan salah. sedangkan seseorang yang mampu menjatuhkan pilihnan yang benar secara tepat hanyalah orang yang mampu berpendidikan sehat.
G.Implikasi terhadap pendidikan
 
Dilihat dari segi kedudukanya, keimanan kepada Allah dengan segala uraian yang berkaitan dengan selain menjadi materi utama pendidikan islam, juga dapat menjadi dasar bagi perumusan tujuan pendidikan, dasar penyusunan kurikulum dan aspek-aspek pendidikan lainya. Dikalangan ahli pendidikan disepakati bahwa mata pelajaran tentang keimanan termasuk pelajaran pokok dalam pendidikan islam. Selanjutnya tujuan pendidikan dalam islam juga harus berkaitan dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Para ahli pendidikan misalnya sepakat bahwa tujuan pendidikan islam adalah arti yang seluas-luasnya.
Dilihat dari segi fungsinya, keimanan kepada Allah berfungsi mendorong bagi upaya meningkatkan di bidang pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dipahami dari kehausan orang-orang yang beriman agar memperkuat keimananya dengan dalil-dalail baik yang bersifat nakli (al qur’an hadis) maupun dalil akli yang dibangun dari argumentasi rasional.
22.Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlainan - lainan bahasamu dan warna kulitmu.sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
23. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang
hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
24. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk
(menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu
menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
25. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan
iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com